Hujan

 Selamat pagi menjelang siang

Hari ini mendung membayang

Gerimis tipis sesekali menyelingi

Hujan pertama di bulan Oktober menandakan musim penghujan akan segera dimulai. Menggantikan musim kemarau yang kering dan tandus.

Aku hari ini pulang ke kampung. Menjenguk orang tua saudara tetangga. Selalu ada perasaan luar biasa perasaan rindu yang membuncah. Membayangkan bertemu dengan ibu yang sdh semakin tua. Saudara yang juga semakin dewasa keponakan-keponakan yang bertambah dewasa juga. Tetangga-tetangga yang penuh kekeluargaan.

Perjalanan dimulai menunggu bis ekonomi jurusan Cilacap. Namun tidak ada yang beroperasi sekarang. Tinggal si Mulyo , bus jurusan Purwokerto. Iseng ngobrol sembari menanti hadirmu (bis ) maksud ku. Memperhatikan mereka ngobrol para calo bus dan pedagang asongan lebih tepatnya bercanda tentang kehidupan pesan- pesan uang tersirat dari perjumpaan singkat ini. Sang pengamen baru aku ketahui setelah aku naik bis menyampaikan yang intinya adalah. Kita (manusia) kadang salah kaprah dalam mencari rejeki. Beliau menganalogikan bahwasanya manusia tak lebihnya seperti ayam peliharaan. Aku terdiam sambil menunggu pernyataan selanjutnya disini pentingnya menjadi pendengar yang baik. Tak lantas mengambil kesimpulan dari sebuah pernyataan yang masih sepotong-sepotong. Oke kita lanjutkan pembahasan nya. Selayaknya ayam peliharaan pasti ada yg memelihara merawat menjaga mencukupi segala kebutuhan. Di jaman seperti ini lanjutnya penting nya iman adalah sebuah keharusan keutamaan mutlak. Ups so amazing 

Rasa hati ini tersungkur seketika. Terjerembab pada kenyataan yang sangat mendalam. Seperti memberikan pesan khusus pada ku . Geer banget aku. Aku boleh menyimpulkan sekarang betul sekali apa yang disampaikan itu. Kita selebihnya hanyalah titah dimana ada yang pemilik yaitu Allah. Sekedar melaksanakan apa yang seharusnya. Kita nantinya semuanya akan kembali. Kembali pada-Mu Rabb.l

  mengetemadalah hal yang paling lazim. Menunggu sang raja ( penumpang adalah raja) memberikan kesempatan pada penumpang yg sdh ada di bis untuk ke kamar kecil. Dan sudah tentu pastinya mberikan kesempatan kepada para pedagang asongan untuk menawarkan jajanannya. Mulai dari minuman ringan makanan ringan seperti kacang godhok, tahu, arem-arem, air mineral . Teh botol dan sejenisnya menjemput rejeki seperti iyilah aku menyimpulkan

 Tak ketinggalan juga pengamen jalanan . Masuk membawa gitar. Melantunkan nyanyian yang merdu dan penuh pesan ketuhanan. Dua lagu milik Opick, yang aku lupa apa judul lagunya di sampaikan dengan suara khas musisi jalanan atau pengamen. Aku menikmati nya  

Ya sudahlah, pelan berjalln bis mulai melangkah . Aku mengambil posisi duduk di bangku paling belakang sebelah pintu bis. Pintu yg selalu di jaga kernet bus dengan setia hehehe. 

Penumpang lumayan rame. Rata2 kursi, sesekali bis berhenti untuk menarik ataupun menurunkan penumpang. Sesekali mondar-mandir kondektur memastikan bahwa dua penumpang sdh di tarik ongkosnya. Kernet yang berkali kali meneruskan tujuan akhir pemberhentian bus. Kertokerto Kerto. Dah nya aku mau tidur klo bisa karena desir angin yang masuk dari pintu serta lambat laju bis seperti membuaiku meninabobok. Riuh suara mesin juga seolah berkata sabar ya sebentar lagi sampai kok

 Salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini